
Pratama
10 Feb 2025
Krisis Tenaga Kerja Jepang: Mengatasi Kekurangan Tenaga Kerja di Tengah Pergeseran Demografi
Bandung – Jepang saat ini tengah menghadapi tantangan yang signifikan di pasar tenaga kerjanya akibat menurunnya jumlah penduduk usia kerja dan rendahnya angka kelahiran. Data terkini menunjukkan bahwa pada September 2024, tingkat pengangguran turun menjadi 2,4% dari 2,5% pada Agustus. Rasio pekerjaan terhadap pelamar juga meningkat menjadi 1,24 dari 1,23 , yang menunjukkan ketersediaan lapangan kerja yang membaik.
Meskipun tingkat pengangguran rendah, banyak perusahaan Jepang kesulitan mengisi lowongan pekerjaan. Survei Reuters pada Januari 2025 mengungkapkan bahwa dua pertiga perusahaan Jepang sangat terdampak oleh kekurangan tenaga kerja, terutama di sektor non-manufaktur dan usaha kecil. Masalah ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi stagnasi ekonomi.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Jepang berencana mendatangkan 820.000 pekerja migran dalam lima tahun ke depan . Namun, tantangan seperti kebijakan imigrasi yang ketat dan persaingan dari negara lain yang menawarkan kondisi kerja yang lebih menarik masih ada.
Perusahaan-perusahaan Jepang juga mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja, termasuk meningkatkan upaya perekrutan, memperpanjang usia pensiun , dan mempekerjakan kembali karyawan yang sudah pensiun . Selain itu, banyak perusahaan berencana untuk meningkatkan upah dan berinvestasi dalam sumber daya manusia pada tahun 2025.
Secara keseluruhan, meskipun Jepang berhasil mempertahankan tingkat pengangguran yang rendah, mengatasi kekurangan tenaga kerja tetap menjadi masalah kritis yang memerlukan tindakan berkelanjutan dari pemerintah dan sektor swasta.
Sumber : Berbagai Sumber